Saya sebagai guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama. Sejak tahun ajaran 2000 saya diberi tugas tambahan sebagai urusan kurikulum yang pada waktu itu saya tidak hadir dalam dapat pembagian tugas mengajar. Keesokan harinya saya baru mengetahui adanya tugas tambahan tersebut dan langsung saya menemui Kepala Sekolah untuk mengajukan penolakan atas tugas tersebut. Tetapi entah apa alasannya putusan Kepala Sekolah tetap menunjuk saya sampai sampai saya dimarahi di ruang Kepala Sekolah karena menolak pemberian tugas tambahan tersebut.
Akhirnya saya jalani walau dengan rasa tidak nyaman bekerja. Sebenarnya alasan saya cukup yaitu saya merasa tidak mampu dan saya menginginkan mengembangkan di bidang pelajaran yang saya ajarkan yaitu Matematika. Akhirnya 2 tahun sudah saya jalani dan awal tahun ajaran 2002 oleh Kepala Sekolah yang sama dan atas usulan dari teman teman unsur yang lain saya ditunjuk sebagai Wakil Kepala Sekolah, lagi - lagi saya berusaha menolak tetapi Kepala Sekolah memberi gambaran bahwa Wakil itu tidak seberat urusan Kurikulum dan akhirnya tetap keputusan harus dijalankan. Saya berada pada posisi Wakil Kepala Sekolah selama 3 tahun. Dan pada masa menjadi Wakil Kepala Sekolah malah saya merasakan tugas yang sangat berat karena pada masa itu Kepala Sekolah terkena sakit dan tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai Kepala Sekolah sehingga semua tugas Kepala Sekolah seakan saya yang menggantikannya sampai datangnya Kepala Sekolah baru pada akhir tahun kedua sebagai Wakil. Periode dua tahunan saya pikir sudah berakhir dan bersyukurlah semua bisa dilalui dengan cukup baik dan saya siap menjadi guru biasa yang amat sangat menyenangkan bisa menekuni ilmu sesuai mata pelajaran yang saya ajarkan. Tapi ternyata kenyataan tidak seperti apa yang saya bayangkan. Kepala Sekolah yang baru ternyata masih menghendaki saya sebagai Wakil Kepala Sekolah dan ternyata tugas ternyata semakin berat ( banyak hal yang bertentangan dengan hati nurani ) apalagi pada saat penerimaan siswa baru saya ditinggal penataran oleh Kepala Sekolah baru. Pekerjaan Wakil Kepala Sekolah saya jalani hingga 3 tahun. Pada akhir tahun ketiga saya pikir sudah selesai tugas sebagai bagian urusan urusan. Tapi ternyata angan angan saya meleset. Oleh Kepala Sekolah yang baru saya diposisikan sebagai Litbang di sekolah tersebut. Saya bertanya tanya apalagi ini ???? ada litbang segala !!!!! Disinilah mulai saya mengalami bekerja yang boleh dikatakan tidak kenal waktu ( dalam pekerjaan ini juga banyak kejadian yang bertentangan dengan hati nurani ditambah harus sering menahan unek2 untuk menghindari konflik dengan teman ) apalagi kadang ada hal yang diputar balik demi kepentingan nama baik seseorang. Sebenarnya pada posisi sebekumnya sayapun juga sudah sering kerja sendirian karena waktu itu boleh dikatakan banyak teman yang masih belum bisa bekerja dengan komputer dan itu bukan karena mereka tidak mampu belajar tetapi menurut pandangan saya mereka terlalu menggantungkan kepada yang sudah bisa. Hal seperti inilah yang saya paling tidak senang karena harapan saya dengan mau belajar mesti suatu saat akan sangat diperlukan disebabkan perkembangan teknologi berjalan terus. Alhamdulillah sekarang sudah amat sangat menyenangkan bahwa baik guru tua maupun muda semuanya sudah pandai menggunakan peralatan teknologi baru. Pada posisi Litbang Saya bekerja melebihi kapasitas saya sebagai Wakil di waktu itu yang menurut kami seakan akan tugas sama saja seperti saat jadi Wakil bahkan lebih berat sampai sampai saya waktu itu sering terlambat makan, sering merasa tertekan karena pekerjaaan diberi batas waktu. Tugas yang amat berat saya rasakan ini dikarenakan saya terpaksa sekali lagi terpaksa bekerja sendirian dibantu dari teman IT ( tidak perlu saya sebut ).Sebenarnya saya sudah minta bantuan kepada teman terkait namun apa yang terjadi ??????. Kami tidak mengungkapkan. Malah yang terjadi adalah saya dikatakan tidak bisa membagi tugas, memonopoli pekerjaan dll. yang jelas sesuatu pembicaraan yang tidak benar dan tidak sesuai kenyataan. Itu semua saya anggap wajar memang manusia diciptakan dengan bermacam macam sifat dan perilaku.
Semua yang saya alami itu diluar batas kewajaran, mengapa ??? sudah waktunya istirahat malam masih harus menyelesaikan proposal dengan batas waktu yang ditentukan. Belum masalah di telpon malam malam jam 22.30 anak kami disuruh membangunkan oleh Kepala Sekolah dengan perintah saya harus mencukupi copy rekening Bank untuk suatu keperluan bantuan dari pemerintah daerah ke Dinas Pendidikan. Sampai rumah mau tidur lagi sulit akhirnya istirahatpun kurang.
Apa akibat bekerja yang penuh penekanan batas waktu ?????? Stres yang berakibat gangguan asam lambung meningkat. Sudahlah gaaaak eeenaaaak.
Yang saya alami selain gangguan asam lambung juga ilmu yang saya tekuni tidak bisa ada waktu untuk mengembangkan. Pada hal pengembangan ilmu sesuai bidang yang diajarkan itulah yang dinantikan oleh anak anak kita.
Tapi perlu semuanya yang telah diamanatkan tadi disyukuri dan semua itu kita niati ibadah dan semua itu juga anugerah. Mengapa ??? walau sebenarnya tidak punya kemampuan di bidang tersebut diatas, kita sudah dipercaya untuk menjalankan.
Semenjak tahun 1984 saya di Ponorogo sudah biasa bekerja keras dalam memberikan pembelajaran disekolah maupun diluar sekolah, namun walau seharian bekerja tetapi kalau diikuti dengan rasa kenyamanan, istirahatpun juga bisa nikmat sehingga badan benar benar sehat. Waktu itu yang saya derita adalah sakit asam urat yang itu disebabkan karena kesalahan saya sendiri yaitu terlalu banyak makan makanan enak tapi justru menjadikan tidak sehat. Sewaktu di Banyuwangi kami memang sering mengkonsumsi cumi, udang, iso dll. maklum di sana ikan ikan seperti itu memang murah dan dalam bentuk ikan segar.
Akhirnya saya jalani walau dengan rasa tidak nyaman bekerja. Sebenarnya alasan saya cukup yaitu saya merasa tidak mampu dan saya menginginkan mengembangkan di bidang pelajaran yang saya ajarkan yaitu Matematika. Akhirnya 2 tahun sudah saya jalani dan awal tahun ajaran 2002 oleh Kepala Sekolah yang sama dan atas usulan dari teman teman unsur yang lain saya ditunjuk sebagai Wakil Kepala Sekolah, lagi - lagi saya berusaha menolak tetapi Kepala Sekolah memberi gambaran bahwa Wakil itu tidak seberat urusan Kurikulum dan akhirnya tetap keputusan harus dijalankan. Saya berada pada posisi Wakil Kepala Sekolah selama 3 tahun. Dan pada masa menjadi Wakil Kepala Sekolah malah saya merasakan tugas yang sangat berat karena pada masa itu Kepala Sekolah terkena sakit dan tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai Kepala Sekolah sehingga semua tugas Kepala Sekolah seakan saya yang menggantikannya sampai datangnya Kepala Sekolah baru pada akhir tahun kedua sebagai Wakil. Periode dua tahunan saya pikir sudah berakhir dan bersyukurlah semua bisa dilalui dengan cukup baik dan saya siap menjadi guru biasa yang amat sangat menyenangkan bisa menekuni ilmu sesuai mata pelajaran yang saya ajarkan. Tapi ternyata kenyataan tidak seperti apa yang saya bayangkan. Kepala Sekolah yang baru ternyata masih menghendaki saya sebagai Wakil Kepala Sekolah dan ternyata tugas ternyata semakin berat ( banyak hal yang bertentangan dengan hati nurani ) apalagi pada saat penerimaan siswa baru saya ditinggal penataran oleh Kepala Sekolah baru. Pekerjaan Wakil Kepala Sekolah saya jalani hingga 3 tahun. Pada akhir tahun ketiga saya pikir sudah selesai tugas sebagai bagian urusan urusan. Tapi ternyata angan angan saya meleset. Oleh Kepala Sekolah yang baru saya diposisikan sebagai Litbang di sekolah tersebut. Saya bertanya tanya apalagi ini ???? ada litbang segala !!!!! Disinilah mulai saya mengalami bekerja yang boleh dikatakan tidak kenal waktu ( dalam pekerjaan ini juga banyak kejadian yang bertentangan dengan hati nurani ditambah harus sering menahan unek2 untuk menghindari konflik dengan teman ) apalagi kadang ada hal yang diputar balik demi kepentingan nama baik seseorang. Sebenarnya pada posisi sebekumnya sayapun juga sudah sering kerja sendirian karena waktu itu boleh dikatakan banyak teman yang masih belum bisa bekerja dengan komputer dan itu bukan karena mereka tidak mampu belajar tetapi menurut pandangan saya mereka terlalu menggantungkan kepada yang sudah bisa. Hal seperti inilah yang saya paling tidak senang karena harapan saya dengan mau belajar mesti suatu saat akan sangat diperlukan disebabkan perkembangan teknologi berjalan terus. Alhamdulillah sekarang sudah amat sangat menyenangkan bahwa baik guru tua maupun muda semuanya sudah pandai menggunakan peralatan teknologi baru. Pada posisi Litbang Saya bekerja melebihi kapasitas saya sebagai Wakil di waktu itu yang menurut kami seakan akan tugas sama saja seperti saat jadi Wakil bahkan lebih berat sampai sampai saya waktu itu sering terlambat makan, sering merasa tertekan karena pekerjaaan diberi batas waktu. Tugas yang amat berat saya rasakan ini dikarenakan saya terpaksa sekali lagi terpaksa bekerja sendirian dibantu dari teman IT ( tidak perlu saya sebut ).Sebenarnya saya sudah minta bantuan kepada teman terkait namun apa yang terjadi ??????. Kami tidak mengungkapkan. Malah yang terjadi adalah saya dikatakan tidak bisa membagi tugas, memonopoli pekerjaan dll. yang jelas sesuatu pembicaraan yang tidak benar dan tidak sesuai kenyataan. Itu semua saya anggap wajar memang manusia diciptakan dengan bermacam macam sifat dan perilaku.
Semua yang saya alami itu diluar batas kewajaran, mengapa ??? sudah waktunya istirahat malam masih harus menyelesaikan proposal dengan batas waktu yang ditentukan. Belum masalah di telpon malam malam jam 22.30 anak kami disuruh membangunkan oleh Kepala Sekolah dengan perintah saya harus mencukupi copy rekening Bank untuk suatu keperluan bantuan dari pemerintah daerah ke Dinas Pendidikan. Sampai rumah mau tidur lagi sulit akhirnya istirahatpun kurang.
Apa akibat bekerja yang penuh penekanan batas waktu ?????? Stres yang berakibat gangguan asam lambung meningkat. Sudahlah gaaaak eeenaaaak.
Yang saya alami selain gangguan asam lambung juga ilmu yang saya tekuni tidak bisa ada waktu untuk mengembangkan. Pada hal pengembangan ilmu sesuai bidang yang diajarkan itulah yang dinantikan oleh anak anak kita.
Tapi perlu semuanya yang telah diamanatkan tadi disyukuri dan semua itu kita niati ibadah dan semua itu juga anugerah. Mengapa ??? walau sebenarnya tidak punya kemampuan di bidang tersebut diatas, kita sudah dipercaya untuk menjalankan.
Semenjak tahun 1984 saya di Ponorogo sudah biasa bekerja keras dalam memberikan pembelajaran disekolah maupun diluar sekolah, namun walau seharian bekerja tetapi kalau diikuti dengan rasa kenyamanan, istirahatpun juga bisa nikmat sehingga badan benar benar sehat. Waktu itu yang saya derita adalah sakit asam urat yang itu disebabkan karena kesalahan saya sendiri yaitu terlalu banyak makan makanan enak tapi justru menjadikan tidak sehat. Sewaktu di Banyuwangi kami memang sering mengkonsumsi cumi, udang, iso dll. maklum di sana ikan ikan seperti itu memang murah dan dalam bentuk ikan segar.
Nah marilah kita berusaha untuk hidup sehat kalau bisa jangan sampai bekerja dengan diliputi rasa stres, dikejar kejar batas waktu. Tetapi ya jangan bekerja asal asalan jadi apalagi hanya copy paste.
Saya pengiiiiiin sekali bisa hidup sehat dan akan berusaha untuk menjalankan pola hidup sehat. dibawah ini ada link artikel tentang hidup sehat dan makanan sehat, marilah kita sama sama mencobanya
Saya pengiiiiiin sekali bisa hidup sehat dan akan berusaha untuk menjalankan pola hidup sehat. dibawah ini ada link artikel tentang hidup sehat dan makanan sehat, marilah kita sama sama mencobanya
Anda ingin hidup sehat ?? , selengkapnya ada di link ini
Penjelasan lain tentang alpokat dan buah lainnya
Link CCRC Farmasi UGM
Khasiat Kunir Putih (Curcuma Zedoaria)
Penelusuran gambar tanaman herbal
Link Obat Herbal Curcuma Zedoaria
Link Temu Putih
Stres. gugup menyebabkan sakit perut
Manfaat selada
Manfaat selada 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar